Badan usaha sangat erat
hubungannya dengan perusahaan, dimana perusahaan merupakan bagian dari badan
Usaha atau perusahaan merupakan alat Badan Usaha untuk mencapai tujuan. Apabila
kita simak pengertian Badan Usaha dan Perusahaan tampak perbedaan di antara
keduanya. Badan Usaha adalah
kesatuan yuridis ekonomis yang bertujuan untuk mencari keuntungan, sedangkan perusahaan adalah alat dari Badan Usaha
yang merupakan tempat terjadinya proses produksi atau teknis penggabungan
faktor-faktor produksi yang terorganisir dengan baik untuk menghasilkan barang.
Selain perbedaan pengertian masih terdapat beberapa perbedaan antara Badan Usaha
dan Perusahaan.
1.
Faktor-Faktor
Yang Menjadi Pertimbangan Pemilihan Bentuk Badan Usaha Yang Akan Didirikan.
Dalam
beroperasi, perusahaan haruslah memiliki badan usaha tertentu agar perusahaan
tersebut memiliki legalitas untuk menjalankan kegiatannya. Keberadaan badan
usaha perusahaan akan melindungi perusahaan dari segala tuntutan akibat
aktivitas yang dijalankannya.
Karena badan usaha
perusahaan memberikan kepastian berusaha, sehingga kekhawatiran atas
pelanggaran hukum akan terhindar, mengingat badan usaha, khususnya yang
berbadan hukum perusahaan, memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi.
Indonesia mengenal
beberapa bentuk badan usaha, seperti perusahaan perseorangan, persekutuan
firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, perkumpulan koperasi,
perusahaan negara, dan perusahaan daerah. Bentuk-bentuk badan usaha penting
untuk dipelajari, sebab apabila Anda ingin mendirikan badan usaha dapat memilih
badan usaha mana yang paling cocok dan sesuai dengan usaha yang akan didirikan.
Terdapat
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendirikan badan usaha teruama
berkaitan dengan visi dan misi badan usaha yang bersangkutan. Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk usaha antara lain :
a.
Jenis
usaha yang akan dilaksanakan
Jenis usaha yang akan dilaksanakan
( Jasa, Industri, Perdagangan, dan sebagaianya) berkaitan dengan produk yang
akan dihasilkan.
b.
Pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan usaha
Agar usaha dapat terkordinir dengan
baik. kita menempatkan bagian-bagian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Pihak-pihak
dalam perusahaan besar terdiri dari:
·
Manajemen keuangan : Owner (pemilik),
investor, supplyer (pemasok barang)
·
Manajemen SDM
·
Mananjemen Produksi
·
Manajemen Pemasaran : Promotion, price, place,
production
c.
Besarnya
resiko kepemilikan
Misalnya dalam bidang industri kita
akan memerlukan alat-alat produksi dan alat-alat produksi itu pun memerlukan
perawatan kemudian belum lagi ada barang-barang reject atau cacat dll. Semua
itu merupakan resiko yang harus kita tanggung dan semaksimal mungkin,kita harus
menekan besarnya kerugian.
d.
Jumlah
modal usaha dan kemungkinan untuk menambah modal tersebut
Pada bentuk-bentuk badan usaha
tersebut, terdapat kriteria atau persyaratan modal yang harus ada
yaitu besarnya jumlah modal usaha antara bentuk badan usaha yang satu dan bentuk
badan usaha yang lain berbeda-beda. Maka, sebelum ditentukan bentuk badan
usaha yang akan didirikan perlu diperhatikan jumlah modal usaha yang
ada. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga
kemungkinan-kemungkinan untuk dapat menambah modal yang sudah ada.
e.
Rencana
pembagian laba
Pembagian keuntungan adalah salah
satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk badan usaha. Apabila
mengharapkan keuntungan dapat dinikmati sendiri, sebaiknya dipilih bentuk badan
usaha perseorangan. Sebaliknya, apabila keuntungan ingin dinikmati secara
bersama-sama, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha persekutuan atau PT.
f.
Penentuan
tanggung jawab perusahaan
Besarnya tanggung jawab dalam
mengelolaan suatu badan usaha berbeda-beda tergantung pada bentuk badan
usaha
g.
Tingkat
risiko yang dihadapi
Apabila badan usaha yang akan
didirikan mempunyai kemungkinan risiko kecil, sebaiknya dipilih bentuk badan
usaha perseorangan atau persekutuan. Namun apabila badan usaha yang akan
didirikan mempunyai resiko cukup besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha
PT.
h.
Prinsip-prinsip
pengawasan yang akan di gunakan
Prinsip-prinsip pengawasan dan luas
sempitnya pengawasan yang akan digunakan menjadi pertimbangan dalam pemilihan
bentuk badan usaha.
i.
Undang-undang
dan peraturan pemerintah
Penentuan
bentuk badan usaha perlu disesuaikan dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Kegiatan badan usaha tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan
peraturan pemerinah.
2.
Alasan
Orang Cenderung Merubah Bentuk Perusahaan Perseorangan Kebentuk Usaha Perseroan
Terbatas (PT)
Perusahaan perseorangan
adalah yang dimiliki satu individu. Akan tetapi perusahaan perseorangan ini
merupakan perusahaan keluarga,yaitu perusahaan yang menggunakan menggunakan
seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk menjalankannya. Walaupun terkesan
sederhana, namun perusahaan perseorangan banyak digunakan di Indonesia dan
memiliki omset yang cukup besar hingga puluhan miliar per tahun, misalnya perusahaan-perusahaan
dagang yang memproduksi beras dan gula.
Ada beberapa kelemahan dari Perusahaan
Perseorangan,antara lain :
a.
Perusahaan perseorangan pertanggung
jawabannya tidak terbatas. Apabila perusahaan memiliki kewajiban membayar utang
maka tanggung jawab ini secara otomatis akan menjadi tanggung jawab pemilik
perusahaan.
b.
Modal terbatas. Oleh karena modal
umumnya berasal dari tabungan pemilik maka modal jadi sangat terbatas dan ini
akan mengurangi peluang perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih
besar. Selain itu kesempatan untuk mendapatkan pinjaman juga menjadi terbatas.
c.
Kualitas manajerial dan kualitas
pekerjaan terbatas. Pemilik usaha belum tentu memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai usaha yang dia jalankan. Di samping itu, keterbatasan
kemampuan manajerial akan membuat perusahaan sulit untuk mendapatkan tenaga
kerja yang baik.
d.
Kelangsungan operasi perusahaan
terbatas. Umur usaha sangat tergantung pada keadaan dan sikap pemiliknya. Pada
saat dia berhalangan untuk mengelola perusahaan dengan sendirinya kelangsungan
operasi perusahaan akan terhambat. Oleh karena itu, apabila perusahaan semakin
berkembang ada kecenderungan bahwa pemilik akan mengubah bentuk usaha
perusahaannya menjadi badan hukum lain.
Dari penjelasan kelemahan perusahaan
perseorangan diatas membuat banyak orang yang merubah bentuk perusahaan
perseorangan kebentuk usaha Perseroan Terbatas (PT), karena perusahaan
Perseroan Terbatas (PT) mudah mengumpulkan modal dengan cara mengeluarkan saham
dan obligasi, kelanjutan usaha tidak bergantung pada seseorang, manajemen dan
spesialisasinya, hal ini memungkinkan pengelolaan sumber sumber modal untuk
menggunakan secara efektif dan efisien.
3.
Alasan
Bentuk Usaha Koperasi Cocok Dengan Bentuk Usaha Rakyat Indonesia
Koperasi
sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat
karena memiliki cantolan konstitusional,
yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan
bahwa perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam Penjelasan UUD
1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha
yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu
sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang
sering disebut sebagai perumus pasal tersebut. Pada Penjelasan konstitusi
tersebut juga dikatakan, bahwa sistem
ekonomi Indonesia didasarkan pada asas
Demokrasi Ekonomi, di mana produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang
wujudnya dapat ditafsirkan sebagai
Koperasi. Booke berkesimpulan bahwa sistem usaha Koperasi lebih cocok bagi kaum
pribumi daripada bentuk badan-badan usaha kapitalis. Pandangan ini agaknya
disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga pemerintah kolonial itu
mengadopsi kebijakan pembinaan Koperasi. Karena landasan negara Indonesia
adalah gotong royong.
Berdasarkan pengalaman,
kegiatan saling membantu (gotong royong, solidaritas, dan perhitungan
ekonomi) diantara individu dan usaha
akan lebih berhasil mengatasi permasalahan baik sosial maupun ekonomi.
Apalagi dalam menghadapi ekonomi pasar dimana persaingan pasar sangat ketat
akan menyebabkan UKM semakin tidak berdaya. Dalam ketidak berdayaan
ekonomi seperti ini kekuatan-kekuatan ekonomi seperti usaha besar
akan menguasai UKM baik dalam pemasaran hasil produksi maupun dalam
penyediaan sarana-sarana produksi. Hal ini menyebabkan usaha-usaha kecil
dan menengah harus bergabung dalam suatu wadah (organisasi), dengan saling membantu
dan bekerja sama tidak saja untuk menghadapi oligopolies dan monopolis,
tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan memasarkan hasil produksinya.
Organisasi tersebut dinamakan koperasi.
Para pendiri bangsa
menyebut perekonomian yang paling cocok bagi bangsa indonesia “usaha bersama”
berdasarkan azas kekeluargaan. Lalu, Bung Hatta menegaskan, bentuk usaha
bersama itu adalah koperasi. Bung Hatta mengatakan bahwa koperasi punya
persamaan dengan sistem sosial asli bangsa Indonesia, yakni kolektivisme.
Masyarakat gotong-royong Bangsa Indonesia gemar tolong-menolong. Sementara
koperasi juga menganut prinsip tolong-menolong itu. Koperasi juga bisa mendidik
toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama. Dengan demikian, kata Bung Hatta,
koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa. Lebih
lanjut, Bung Hatta mengatakan, koperasi juga akan mendidik semangat percaya pada
kekuatan sendiri (self help). Setidaknya, semangat self help ini dibutuhkan
untuk memberantas penyakit “inferiority complex” warisan kolonialisme. Lebih
penting lagi, kata Bung Hatta, koperasi bisa menempa ekonomi rakyat yang lemah
agar menjadi kuat. Koperasi bisa merasionalkan perekonomian, yakni dengan
mempersingkat jalan produksi ke konsumsi. Bagi Bung Hatta, koperasi merupakan
senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan hidupnya.
Berdasarkan penjelasan diatas
mengenai Koperasi dapat disimpulkan bahwa bentuk usaha koperasi memang sangat
cocok dengan bentuk usaha rakyat Indonesia karena jika dilihat dari latar
belakang masyarakat indonesia yang memiliki sifat kekeluargaan serta sistem
sosial bangsa indonesia yaitu kolektivisme yang saling membantu, gotong royong
serta mempunyai solidaritas yang tinggi diantara individu, koperasi dapat
dijadikan wadah (organisasi) untuk membuka usaha dengan saling membantu dan
bekerjasama, apalagi untuk masyarakat yang berekonomi menengah kebawah.
Koperasi juga dapat dijadikan sebagai produksi, konsumsi, simpan pinjam,
ataupun serba usaha, sehingga masyarakat ataupun anggota koperasi itu sendiri
dapat memilih dan menentukan usaha koperasi apa yang akan mereka pilih.
Disamping itu koperasi juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
makmur, serta berlandasan pada Pancasila dan UUD’45.
4.
Bentuk
Usaha-Usaha Dan Komoditi Yang Maju Saat Ini
Beberapa usaha usaha yang bergerak dalam
komoditi yang maju saat ini :
1.
Kosmetik :
menjual produk kecantikan untuk wanita maupun pria
2.
Restaurant : menyajikan hidangan siap saji berupa makanan dan minuman
3.
Online shop : menjual pakaian, aksesoris, tas, baju, gadget,
peralatan
4.
Toko foto copy : menyediakan foto copy, print, menjual alat tulis
5.
Cindera mata : menjual souvernir atau kerajinan tangan yang dibuat
sebagai
oleh-oleh
6.
Swalayan : menjual segala produk atau merk dagang berupa
peralatan,
perlengkapan , makanan maupun minuman
7.
Sorum mobil : menjual mobil-mobil merk baru
8.
Sorum motor : menjual motor-motor merk baru
Nama
Anggota Kelompok
1. Susan
Kesuma Sari 2A214538
2. Putri
Indah Surya 28214605
3. Ayu
Finamudhina 21214870
4. Desi
Kristina Sitorus 22214747
5. Nazaline
Adinda L 27214878
6. Rizkiyah
Pratama 29214655
Kelas 1EB08
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar